Laporan Praktikum Fisika
Pengaruh Kalor Terhadap Suhu dan Wujud Zat
Pengaruh Kalor Terhadap Suhu dan Wujud Zat
Nama : DINDA GUSTINA
Kelas : X IPA F
Dinas Pendidikan
dan Kebudayaan Nasional
SMA Negeri 2
Kota Bengkulu
Tahun Ajaran 2014/2015
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Untuk mendeteksi pengaruh kalor terhadap benda-benda yang
dapat menghantar panas (kalor) kami melakukan praktikum tentang kalor,
perpindahan kalor, wujud zat, dan perubahan kimia serta fisika. Panas (kalor)
adalah suatu bentuk energi yang dipindahkan melalui perbedaan suhu. Panas
berpindah dari benda bersuhu tinggi kebenda bersuhu rendah.
Suhu adalah ukuran dari panas suatu zat. Semakin panas
suatu zat maka suhunya akan tinggi. Sedangkan semakin dingin suhunya maka
suhunya akan rendah. Perpindahan kalor ada 3 yaitu, koduksi, konveksi, dan
radiasi. Pengaruh kalor terhadap perubahan wujud zat yaitu perubahan
termodinamika dari satu fase benda ke keadaan wujud zat lain. Perubahan wujud
zat benda sendiri digolongkan menjadi 3 jenis yaitu padat, gas dan cair.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kadang kita tidak bisa
membedakan bagaimana ciri-ciri dari perubahan kimia dan perubahan fisika. Kita
menganggap bahwa semuanya adalah sama saja, padahal sebenarnya sangat berbeda.
1.2 Rumusan Masalah
A. Apa pengaruh kalor terhadap Suhu ?
B. Apa pengaruh kalor terhadap perubahan wukud zat ?
1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui pengaruh kalor terhadap suhu
B. Untuk mengetahui pengaruh kalor terhadap perubahahan
wujud zat
BAB II Metodelogi
Penelitian
2.1 Alat dan Bahan
-. 1 buah Termometer
-. 1 buah Pembakar bunsen/pembakar spiritus
-. 1 buah Kaki tiga
-. 1 buah Statif
-. 1 buah Stopwatch
-. Es batu secukupnya
-. 1 buah Neraca/Timbangan
-. 1 buah Gelas Kimia
-. 1 buah Kasa
2.2 Langkah Kerja
A. Menyelidiki pengaruh kalor terhadap suhu benda
1. Identifikasi peralatan yang diperlukan sesuai dengan
Tabel 1
2. Susunlah alat-alat tersebut seperti gambar berikut :
3. Timbanglah massa air, kemudian masukkan ke dalam
gelas. Catat massa dan suhu awal air dalam gelas (To) keb dalam tabel 2.
4.Nyalakan pembakar bunsen/pembakar spiritus
5. Hidupkan stopwatch kemudian catat suhu air untuk
setiap 30s ke dalam tabel 2. Matikan stopwatch jika air telah menjadi zat.
B. Menyelidiki pengaruh kalor terhadap perubahan wujud
zat
1. Identifikasi peralatan yang diperlukan sesuai dengan
Tabel 1.
2. Susunlah atal-alat tersebut seperti gambar berikut :
3. Timbanglah massa es batu, kemudian masukkan ke dalam
gelas. Catat massa dan suhu awal es dalam gelas (To) ke dalam tabel 3.
4. Nyalakan bunsen/spiritus
5. Hidupkan stopwatch kemudian catat suhu es untuk setiap
30 s didalam tabel 3. Matikan stopwatch jika seluruh es telah melebur menjadi
air.
2.3 LANDASAN
TEORI
Kalor merupakan salah satu bentuk energi maka satuan kalor
pun sama dengansatuan energi, yaitu joule atau kalori. Kalor
dapat menaikkan suhu suatu zat dan dapatmengubah
wujud zat. Benda yang mendapat kalor suhunya naik, sedang yang melepas kalor suhunya turun. Kalor
yang digunakan untuk mengubah wujud zat dinamakan kalor laten dan kalor uap. Kalor laten itu adalah banyaknya kalor yang diperlukan dan
dilepaskan oleh 1 kg atau 1 g zat agar dapat mengubah wujudnya
sedangkan kalor uap yaitu banyaknya kalor per satuan massa yang
diberikan pada zat di titik didihnya agar wujud zat cair berubah menjadi wujud
gas seluruhnya pada titik didih tersebut.
- Titik uap adalah kalor yang diperlukan oleh satuan
massa zat cair untuk menguap pada titik didhnya.
- Titik didih adalah suhu zat ketika mendidih.
Titik didih air adalah 1000C.
- Titik lebur adalah suhu pada waktu suatu zat
melebur. Titik lebur es adalah 00C.
- Titik beku adalah suhu pada waktu suatu zat
membeku. Titik beku air adalah 1000 C atau 800 R atau 2120F.
Kalor embun adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan
massa gas untuk mengembun pada titik embunnya. Titik embun adalah suhu zat
ketika mengembun. Menguap dan melebur adalah peristiwa perubahan wujud yang membutuhkan
kalor. Kalor lebur adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa zat
padat untuk mencair (melebur) pada titik leburnya. Kalor beku adalah kalor yang
diperlukan oleh satu satuan massa zat cair untuk membeku pada titik bekunya.
Kalor adalah energi panas zat yang dapat
berpindah dari suhu tinggi ke suhu yang rendah ketika kedua benda bersentuhan.
Sedangkan Suhu adalah derajat atau tingkat panas suatu benda. Besar kecilnya
kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor yaitu:
- Massa zat
- Jenis zat (kalor jenis)
- Perubahan suhu
Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik
yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. Jika suatu benda
menerima/melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun atau wujud benda
berubah. Kalor menyatakan bentuk energi yang pindah karena
adanya perbedaan suhu.
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan atau melepaskan suhu 1 kilogram massa suatu zat sebesar 10C atau 1
Kelvin. Kapasitas kalor suatu benda adalah benyaknya kalor yang diperlukan zat
untuk menaikkan suhu sebesar 10C atau 1 K atau kemampuan suatu benda untuk
menerima atau melepas kalor untuk menaikkan atau menurunkan suhu benda sebesar
10C atau 1 K.
Pengaruh kalor terhadap suhu zat, jika suatu zat menyerap
kalor , maka suhu akan naik dan jika suatu suhu zat melepas kalor, maka suhu
akan turun.
BAB III Hasil
dan Pembahasan
3.1 Hasil
Massa air (m = 0.1 kg)
Suhu awal (T1 = 30oC)
Tabel 2. Data percobaan
pertama
Waktu
(Menit ke)
|
Jumlah
kalor yang diberikan Q (J)
|
Suhu
T2 (oC)
|
Kenaikan
Suhu T
|
0,0
|
0
|
0o
|
0o
|
0,5
|
0,5
|
32o
|
2o
|
1,0
|
1,0
|
34o
|
4o
|
1,5
|
1,5
|
36o
|
6o
|
2,0
|
2,0
|
38o
|
8o
|
2,5
|
2,5
|
40o
|
10o
|
3,0
|
3,0
|
42o
|
12o
|
3,5
|
3,5
|
44o
|
14o
|
4,0
|
4,0
|
46o
|
16o
|
4,5
|
4,5
|
48o
|
18o
|
5,0
|
5,0
|
50o
|
20o
|
5,5
|
5,5
|
52o
|
22o
|
6,0
|
6,0
|
54o
|
24o
|
6,5
|
6,5
|
56o
|
26o
|
7,0
|
7,0
|
58o
|
28o
|
7,5
|
7,5
|
60o
|
30o
|
Table 3. Data percobaan kedua
Massa es batu (m = 0,1 kg)
Tabel 3. Data Percobaan kedua
Waktu
(menit ke)
|
Jumlah
kalor yang diberikan
|
Suhu
T (oC)
|
Wujud
benda
|
Terjadi
perubahan ? (Ya/Tidak)
|
0,0
|
0
|
0o
|
Padat
|
Tidak
|
0,5
|
0,5
|
0o
|
Padat
|
Tidak
|
1,0
|
1,0
|
0o
|
Padat
|
Tidak
|
1,5
|
1,5
|
0o
|
Padat
|
Tidak
|
2,0
|
2,0
|
0o
|
Padat
|
Tidak
|
2,5
|
2,5
|
2o
|
Mulai mencair
|
Ya
|
3,0
|
3,0
|
3o
|
1/2 cair
|
Ya
|
3,5
|
3,5
|
4o
|
3/4 cair
|
Ya
|
4,0
|
4,0
|
6o
|
Cair
|
Ya
|
4,5
|
4,5
|
10o
|
Cair
|
Ya
|
5,0
|
5,0
|
12o
|
Cair
|
Ya
|
5,5
|
5,5
|
15o
|
Cair
|
Ya
|
6,0
|
6,0
|
18o
|
Cair
|
Ya
|
6,5
|
6,5
|
20o
|
Cair
|
Ya
|
7,0
|
7,0
|
23o
|
Cair
|
Ya
|
7,5
|
7,5
|
26o
|
Cair
|
Ya
|
3.2 Pembahasan
1. Berdasarkan hasil percobaan dalam kedua tabel
kecenderungan atau pola yang dihasilkan adalah meningkat, dalam hal ini semakin
lama beban di beri kalor maka semkin meningkat pula jumlah kenaikan suhu.
2. Pengaruh kalor terhadap suhu benda dapat terlihat
jelas pada semakin besarnya kalor yang diberikan maka semakin tinggu suhu benda
dan semakin cepat mengalami kenaikan suhu.
3. Pengaruh kalor tidak terjadi perubahan wujud terlihat
jelas saat benda tidak mengalami perubahan wujud hal itu menunjukan bahwa tidak
ada kalor yang diberikan.
4. Pengaruh kalor saat terjadi perubahan wujud, semakin
besar kalor yang diebrikan semakin cepat pula terjadi perubahan wujud.
5.Selain perubahan suhu benda, faktor lain yang
mempengaruhi kalor yang diperlukan antara lain : Massa benda, Jenis benda, dan
waktu
BAB IV
Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Pengaruh kalor terhadap suhu yaitu semakin banyak kalor
diberikan maka akan menaikan suhu air semakin tinggi. Sedangkan pengaruh kalor
terhadap wujud zat yaitu semakin besar kalor akan berpengaruh pada semakin
cepatnya perubahan wujud, begitupun sebaliknya.
4.2 Saran
Dalam melakukan praktikum kita harus teliti dan cermat
melakukan nya sesuai dengan langkah kerja yang telah di anjurkan.